Background

Masuryak

Melengkapi perayakan Hari Raya Kuningan, warga di Desa Bongan Kecamatan dan Kabupaten Tabanan, tak pernah melewatkan tradisi Masuryak yang digelar usai melaksanakan persembahyangan.

Dari sebelas banjar di Desa Bongan, Banjar Bongan Gede yang paling meriah menggelar masuryak.

Ritual turun-temurun ini dimulai dengan bersembahyang di merajan keluarga. Lalu dilanjutkan mempersembahkan bebantenan di depan pintu gerbang rumah masing-masing. Sekitar pukul 10.00 wita, ritual masuryak dimulai.

Tradisi yang disebut "ngulihang" itu dahulu menggunakan uang kepeng.

Seiring perkembangan zaman, tradisi ini berubah memakai lembaran rupiah. Karena itu, selalu ditunggu warga untuk mendapatkan rezeki tambahan. Uang dalam berbagai pecahan rupiah ini menjadi rebutan warga. Mulai lembaran Rp 1.000 hingga Rp 100.000. Begitu uang dilempar, warga langsung berebut. Bahkan tak jarang saling sodok. Akibatnya, sejumlah warga terjatuh dan mengalami luka lecet.Tak heran, meski ada yang terluka karena terjatuh, mereka tetap bersemangat mengikuti masuryak.

Kendati terjadi persaingan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan namun tidak sampai melukai atau menimbulkan gesekan di antara mereka.

Aksi tangkap uang di udara itu dilakukan dalam semangat keceriaan dan persaudaraan.

Selain warga setempat, masuryak juga menarik warga dari luar daerah. Namun, mereka hanya menonton ritual unik tersebut.

Kegiatan ini juga memiliki makna kemakmuran. Uang disimbolkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi. Jumlah uang yang disebarkan ini tergantung kemampuan keluarga masing-masing. 


Tradisi masuryak ini dilakukan secara bergilir dari rumah ke rumah lainnya ,diikuti oleh warga setempat dimana jumlahnya mencapai ratusan orang untuk berebut mendapatkan uang yang dilempar,masuryak merupakan puncak dari hari raya Galungan dan Kuningan ,pada zaman dahulu uang yang dilempar adalah uang kepeng. 

Menurut kepercayaan, tradisi masuryak merupakan wujud rasa kegembiraan warga setelah melaksanakan hari raya Galungan dan Kuningan. Warga percaya selama hari raya, para leluhur mereka pulang ke rumah selama sepuluh hari sejak hari raya Galungan. Masuryak merupakan bagian dari ritual melepas leluhur agar mereka kembali ke tempatnya yakni swarga loka dengan bahagia. Uang tersebut menurut warga sebagai bekal para leluhur dalam perjalanan mereka ke nirwana.

Categories: Share

Leave a Reply