Background

Baris Gede, Patriotisme Dalam Balutan Seni

Kekayaan seni dan budaya, yang tersebar hampir diseluruh wilayah di Bali, menjadikan pulau dengan sebutan Pulau Dewata ini, selalu menarik untuk disimak. Dalam setiap rantai kehidupan di Bali, tidak terlepas dari pelaksanaan upacara yadnya, yang mengandung arti, pemujaan terhadap Sang Maha Pencipta, sebab karenaNyalah, semua mahluk dapat hidup di dunia ini.

Ritus pemujaan warga Hindu di Bali, tidak hanya nampak dari segi upacara saja, dari sudut pandang estetik, lahirnya berbagai jenis kesenian di Bali, merupaka manifestasi dari kecintaan, serta ketulusan bhakti, masyarakat Hindu di Bali, kepada Sang Pemberi Urip.

Ada berbagai jenis kesenian, yang secara umum dikenal oleh masyarakat Bali, diantaranya seni tari, seni tabuh, seni suara, serta seni rupa. Begitu banyak seniman asal Bali, yang telah melahirkan berbagai karya bernilai aestetik yang tinggi, bahkan berhasil mengalihkan pandangan dunia, ke pulau seribu pura ini. Salah satu kesenian sakral di Bali, yang juga difungsikan sebagai pelengkap wali, adalah Tari Baris Gede..

Menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Baris, berasal dari kata “bebaris”, yang dapat diartikan sebagai pasukan. Oleh karena hal tersebut, maka tari baris menggambarkan ketangkasan prajurit. Keberadaan tari baris gede ini, masih terpelihara dengan baik, karena tari baris gede tergolong kedalam jenis seni sakral.


Tari baris gede, diketahui keberadaannya sejak abad ke-8, namun sayangnya tidak diketahui, siapa gerangan yang menciptakan tarian ini. Baris Gede merupakan jenis tarian masal, yang dapat dipentaskan sesuai versi masing-masing daerah. Secara umum, tari baris gede difungsikan sebagai tari wali, untuk melengkapi sebuah upacara yadnya..

Jumlah penari dalam satu kelompok, berkisar antara delapan hingga puluhan penari. Besarnya jumlah penari yang terlibat, menjadi salah satu alasan, mengapa tarian ini disebut dengan tari baris gede.

Selain menggambarkan ketangkasan prajurit, baris gede ini juga merupakan tari penyambutan, yang melukiskan para pengawal, sebagai pengiring para Dewa, atau dengan kata lain, untuk menyambut kehadiran para dewata.

Komponen lain dalam pementasan baris gede, yang menarik adalah tata kostum, atau busana yang digunakan oleh para penari. Busana yang digunakan oleh para penari baris, secara umum sama. Sesuatu yang membedakan antara tari baris yang satu, dengan yang lainnya adalah senjata, atau atribut yang dibawa oleh penari, yang biasanya menjadi identitas dari tarian yang bawakan.

Pakaian yang dikenakan antara lain badong, awir, lamak, celana panjang putih, baju, stewel, gelungan kepala, serta senjata yang dibawa. Hal lain yang unik dari tari baris gede, adalah adanya seruan-seruan, atau suara yang diserukan oleh para penari baris gede. Seruan-seruan tersebut, seolah menjadi penyemangat bagi para penari. Secara niskala, suara seruan itu, seperti memanggil atau menyambut kehadiran para Dewa,yang turun ke mayapada ini. Adakah makna khusus, dari seruan-seruan ini?

Begitu luhur warisan kesenian, para tetua Bali, yang sarat nilai-nilai edukasi, serta religius. Keberadaan tari baris gede, harus diwariskan kepada generasi berikutnya, agar tari baris gede ini tidak punah.

Tidak hanya kegitan ritual, yang bisa dijadikan jembatan komunikasi, antara manusia dengan Sang Maha Pencipta. Tumbuhnya kreativitas berkesenian orang Bali, yang begitu artistic, juga dijadikan sadhana, atau sarana, untuk mengungkapkan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi.

Tari baris gede, yang menggambarkan nilai-nilai patriotisme ini, mengingatkan kepada kita semua, bahwa seni juga merupakan salah satu metode yang baik dan tepat, untuk menurunkan berbagai ilmu pengetahuan, etika, maupun estetika.

Beragam bentuk kesenian yang ada di Bali, merupakan warisan yang harus terus dijaga, serta dilestarikan keberadaannya. Manusia, dengan segala kepapaan dan keterbatasannya, menjadikan ruang seni, sebagai alat komunikasi kepada Maha Jyotir Swarupa, Tuhan Semesta Alam,, Menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Bali, untuk menjaga kesenian yang adi luhung ini.

Categories: Share

Leave a Reply